Minggu, 12 November 2017

Teknologi informasi dan ilmu komputer (JTIK)


Judul       : Pengenalan emosi berdasarkan suara menggunakan algoritma hmm
Jurnal     : Teknologi informasi dan ilmu komputer (JTIK)
Penulis    : Berlian henryranu prasetio, wijaya kurniawan, mochammad hannast
                   hanafi ihsan.
Vol         : 4
Tahun     : 2017
Reviwer  : Riyan andrinoto

Abstrak  : Penelitian ini bertujuan mengenali emosi seseorang melalui ucapan                      menggunakan algoritma hmm. Sistem dibangun dengan mengenali 3
                 jenis emosi yaitu marah, bahagia, dan netral. Fiturnya menggunakan
                 pitch, energi dan formant. Databasenya menggunakan suara dari
                 rekaman film. Dari hasil observasi emosi marah sebesar 0.196,
                 bahagia 0.254 dan netral 0.045. sistem tingkat rata rata sbesar
                 86.66%. sistem mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi sebesar
                 21.6ms.
Tujuan    :
bertujuan mengenali emosi seseorang melalui ucapan menggunakan algoritma hmm.

Pengenalan emosi :
    Emosi adalah perasaan intens yang di tunjukan kepada seseorang atau sesuatu (N.H. Frieda, 1993). Jenis jenis emosi dapat dikategorikan kecemasan, kebosanan, ketidakpuasan, takut, frustasi, kebahagiaan, beban tugas, dan kuatir.
pengenalan emosi berbasis suara ini bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan emosional dari suaranya.    Untuk memilih fitur yang sesuai yang membawa informasi tentang emosi dari sinyal suara merupakan langkah penting dalam sistem pengenalan emosi berbasis suara.

Metode :
    Dalam perancangan, sistem mampu mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi berdasarkan suara yang diterima. Sistem pengenalan emosi biasanya mengenali sejumlah 3-5 jenis emosi. Penelitian ini menggunakan 3 jenis emosi yaitu marah, bahagia dan netral.
1.     Ekstraksi ciri berdasarkan pada partisi ucapan dalam interval kecil yang dikenal sebagai frame. Proses ektraksi ciri dilakukan mendapatkan nilai parameter pitch, energi dan formant. Proses ini di mulai dengan menyaring sinyal suara menggunakan 2 filter low pas filter (LPF) dengan frekuensi cut-off 3.5khz dan finite impluse response (FIR).
2.     Pemodelan hmm dalam hmm, klasifikasi suara dilakukan sesuai dengan mode klasifikasi sinyal masukan yang diambil. Fitu fitur ini kemudian ditambahkan ke database. Pada bagian awal, setiap suara diasumsikan sebagai emosi netral. Jika diketahui sebuah suara memiliki mean pitch (mx), mean energi (my) dan mean formant (mz), maka berdasarkan training sistem, probabilitas masih tetap netral adalah p1, emosi marah adalah p2 dan emosi bahagia adalah p3.

Hasil dan pembahasan :
    Penelitian ini munggunakan suara pria sebagai data latih dan uji. Dan pengujian dilakukan dalam 2 skenario. Skenario pertama sistem di berikan sinyal suara yang kemudian disimpan dalam frame dengan panjang 10 dtik. Skenario kedua menghitung waktu eksekusi pengenalan suara. Waktu dihitung mulai masuknya sinyal suara sampai sistem memberikan hasil klasifikasi emosi yang terdeteksi.

Kesimpulan :
1.     Sistem dapat mengenali emosi marah, bahagia dan netral.
2.     Fitur yang digunakan dalam sistem adalah pitch, energi, dan formant.
3.     Sistem mengklasifikasikan emosi menggunakan hmm
4.     Dari hasil observasi probilitas emosi marah sebesar 0.196, bahagia 0.254, dan netral 0,045.
5.     Sistem memiliki tingkat akurasi rata rata sebesar 86.66%.
6.     Rata waktu eksekusi sistem dalam mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi sebesar 21.6ms.

Kekurangan :
    Tidak mencatumkan saran

Kelebihan :
    Sistem mampu mendeteksi emosi pada setiap orang

MANAJEMEN PROYEK



MANAJEMEN PROYEK KONSEP IMPLEMENTASI BUDI SANTOSA/ GRAHA        

BAB 1
KONSEP DAN PENGERTIAN
1.1   Pendahuluan

Manajemen proyek kini merupakan keharu san, bukan lagi sekedar pilihan. Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa. Dengan demikian diperlukan penerapan manajemen proyek secara benar. Maka memahami manajemen proyek secara benar sangatlah penting dalam rangka bisa melaksanakannya.
Pembuatan Jalan Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta ­ Bandung yang mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan dengan menggunakan cara pengelolaan pekerjaan yang berbeda dengan pengelolaan pekerjaan-pekerjaan reguler.
Contoh pekerjaan proyek yang lain adalah pembuatan suatu corporate plan. Suatu perusahaan perlu membuat rencana strategis untuk jangka lima tahun ke depan. Rencana ini sering disebut dengan corporate plan. Untuk itu, perusahaan tersebut meminta sebuah konsultan untuk membuatnya. Kepada konsultan ini diberi batasan waktu, biaya dan lingkup pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan.

1.2   Definisi manajemen proyek
Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas­ aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses manajeman proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang sifatnya saling mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint yaitu lingkup pekerjaan (scope), waktu dan biaya. Di mana keseimbangan ketiga konstrain tersebut akan menentukan kualitas suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih faktor tersebut akan mempengaruhi setidaknya satu faktor lainnya.
Di sini juga bisa dikemukakan bahwa dalam pelaksanaan proyek ada tawar-menawar (trade off) antara berbagai pembatas. Jika kualitas hasil ingin dinaikkan, akan membawa konsekuansi kenaikan biaya dan waktu. Sebaliknya, jika biaya ditekan agar lebih murah dengan waktu pelaksanaan tetap sama, maka konsekuensinya, kualitas bisa turun.

Gambar 1.1 Pembatas-pembatas dalam pelaksanaan proyek.
1.1   Macam-macam proyek
Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa diklasifikasikan antara lain sebagai berikut
1.       Proyek Konstruksi 
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik. Sebagai contoh
 adalah proyek pembangunan jalan raya, jembatan atau pembuatan boiler.
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai
ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial
maupun pemerintah. Setelah sua tu produkb aru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul
pembuatan secara massal untuk dikomersialisasikan.
3. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa:
• Perancangan struktur organisasi
• Pembuatan sistem in formasi manajemen
• Peningkatan produktivitas perusahaan
• Pemberian training
1.2   keberhasilan majemen proyek
Manajemen Proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan memenuhi
syarat berikut
• Dalam waktu yang dialokasikan
• Dalam biaya yang dianggarkan
• Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
• Diterima kustomer
• Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimum yang disetujui
• Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
• Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan.

BAB II
SIKLUS HIDUP PROYEK

2.1 Pendahuluan
                Proyek, sudah kita bahas dalam bab sebelumnya dari segi karakteristik, ide munculnya, jenis proyek dan mengapa manajemen proyek diperlukan. Proyek, seperti halnya produk, akan mengikuti tahap-tahap tertentu dalam perkembangannya. Dalam setiap tahap akan ada karekteristik tertentu dalam hal besarnya usaha (biaya yang dikeluarkan), tingkat ketidakpastian, potensi konflik yang ada, potensi risiko yang ada, dan sebagainya.
Dalam hal perkembangan produk, hampir semua orang setuju akan tahap-tahap yang dilalui. Perkembangan produk biasanya diawali dengan riset dan pengembangan (R&D), dilanjutkan dengan pembuatan desain, pengenalan ke pasar, pertumbuhan, matang, penurunan sampai produk tersebut mencapai tahap mati dan tidak diproduksi lagi. Secara ringkas siklus hidup produk ini bisa diberikan sebagai berikut
1. Riset dan pengembangan (R&D) Tahap penelitian pasar akan produk yang diinginkan pasar, pembuatan model dan desain, pembuatan produk
2. Pengenalan ke Pasar Mulai dilempar ke pasar, melihat bagaimana tanggapan pasar terhadap produk baru yang dimunculkan

3. Tumbuh Tahap di mana produk mulai mendapatkan pembelian secara meningkat dari konsumen.



Gambar 2.1 Siklus hidup produk


2.2 Konsepsi
                Secara umum tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: Inisiasi Proyek dan Kelayakan. Berikuta dalah penjelasan masing­ masing subtahap.
1.       Inisiasi Proyek
Proyek dimulai dengan ditemukannya suatu masalah, kesempatan atau kebutuhan oleh user .Dengan kata lain bila user menemukan ide. Ide bisa berasal dari bagian pemasaran, engineering, manufaktur ataupun R&D. Sedangkan yang dimaksud user bisa berasal dari organisasi yang sama ataupun dari luar. Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek lahir. Banyak user tahu ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya. Perlu dilakukan pengklarifikasian terhadap masalah kemudian mempertimbangkan solusinya. Sebaiknya masalah diformulasikan dalam suatu pernyataan yang jelas, lalu tujuan penyelesaian masalah itu ditentukan dan dicari alternatifs olusi yang mungkin.
2.       Kelayakan Proyek
Kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermanfaat .
Permintaan Proposal
Permintaan proposal atau Request For Proposal (RFP) dikirim kepada pihak-pihak yang masuk dalam daftar peserta lelang atau bidders list yang dipunyai perusahaan atau pihak lain yang berminat. Dalam RFP ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi, batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak yang diinginkan (lihat lampiran). Para kontraktor mengirim proposal sesuai dengan RFP, kemudian user memilih salah satu sebagai pelaksana utama atau partner.
Kadang-kadang kontraktor tahu bahwa dengan apa-apa yang ditetapkan dalam RFP dia tidak bisa memenangkan kontrak, tetapi tetap mengirim proposal sekedar untuk membina hubungan baik atau agar namanya tidak terhapus dari daftar peserta lelang atau bidders list. Kadang-kadang juga proposal dikirim tanpa adanya RFP. Bila kontraktor atau konsultan melihata danya peluang untuk melaksanakan suat u pekerjaan yang mengunhmgkan kedua pihak, user dan konsultan, ia akan mengirim proposal proyek.
Proposal Proyek
Kontraktor perlu mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk menyiapkan proposal. Maka penyiapan proposal perlu ditangani oleh manajemen puncak. Pembuatan proposal adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan sebelum suatu proyek didapatkan.


BAB III
ORGANISASI PROYEK

3.1 Pendahuluan
                Suatu perusahaan, jika berhasil maka cenderung berkembang, menambah sumberdaya dan orang, lalu mengembangkan struktur organisasinya. Biasanya fokus dari struktur organisasi adalah pengkhususan-pengkhususan atau spesialisasi orang pada bidang tertentu. Selama struktur organisasi yang ada mampu menangani pekerjaan-pekerjaan yang ada maka struktur lama tidak perlu berubah. Jika tugas mulai berkembang, kondisi lingkungan berubah, teknologi berubah, tingkat kompetisi berubah dan struktur yang ada mulai kewalahan menghadapinya, maka perlu dilakukan perubahan struktur organisasi. Secara umum terdapat beberapa dasar penyusunan struktur organisasi, yakni:
• Berdasar produk Misalkan perusahaan General mempunyai pembagian organisasi berdasarkan produknya sehingga perlu dibentuk beberapa divisi seperti General Motor, General Food dan General electric.
• Berdasar lokasi Beberapa perusahaan BUMN membagi organisasinya ber­ dasarkan wilayah regional seperti Telkom Devisi Regional Jawa Timur atau Nokia untuk wilayah Asia dan lain-lain.
• Berdasar proses Beberapa perusahaan mungkin membagi organisasinya berdasarkan proses pembuatan produk. Misalnya organisasi dibagi menjadi departemen pengecoran, pengelasan dan finishing.

3.2 Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
Sebagai salah satu alternatifu ntuk memberikan tempat bagi proyek, kita bisa memasukkan proyek sebagai bagian dari divisi fungsional dari suatu perusahaan. Organisasi fungsional membagi departemennya berdasarkan fungsi-fungsi yang dilakukan bagian yang ada. Di sini kita mengenal fungsi pemasaran, fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi keuangan dan sebagainya, bergantung pada kebutuhan perusahaan untuk menangani pekerjaannya. Gambar 3.1 memperlihatkan contoh struktur organisasi fungsional. Jika suatu proyek merupakan proyek pengembangan yang melibatkan penerapan teknologi baru, maka ia sangat cocok dikelola di bawah divisi produksi. Jika proyek yang dimiliki berupa peluncuran produk baru ke pasar maka proyek layak dikelola dibawah divisi pemasaran. Dalam hal ini personel bisa berasal dari unit fungsional di mana proyek itu bertempat. Selagi diperlukan, personel bisa berasal dari unit fungsionallain dalam organisasi tersebut.




Gambat 3.1 Organisasi fungsional.


BAB 5
PERENCANAAN PROYEK

5.1 Pendahuluan
Keberhasilan manajemen proyek ditentukan antara lain oleh ketepatan memilih bentuk organisasi, memilih pimpinan yang cakap dan pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan terorganisasi. Tetapi itu saja tidak cukup. Ada hallain yang cukup serius untuk diperhatikan, yaitu apa yang harus dikerjakan oleh tim proyek dan Manajer Proyek. Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari perencanaan (planning). Sedangkan tindakanmemastikan bahwa rencana dikerjakan dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control). Dalam bab ini akan dibahas mengenai perencanan pekerjaan dalam proyek. Perencanaan merupakan hal sangat penting dalam manajemen proyek. Alasan-alasan berikut mendasari perlunya perencanaan:
• Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian Dengan perencanaan yang baik, apa yang perlu dikerjakan, kapan dikerjakan, memerlukan resourse apa saja, risiko apa yang akan muncul, apa target tiap aktifitas akan menjadi jelas. Hal-hal yang tidak pasti akan menjadi lebih pasti.
• Untuk memperbaiki efisiensi operasi Dengan perencanaan yang baik tentu saja akan membuat pelaksanaan kegiatan proyek akan semakin efisien. Langkah coba­ coba dan tidak jelas dasarnya akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
• Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek Ketika kita melakukan langkah perencanaan, salah sat u hal yang penting adalah memahami apa tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan suatu proyek . Dari tujuan ini bisa diturunkan aktivitas­ aktivitas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi pemahaman tujuan akan sangat penting ketika melakukan perencanaan. Dengan perencanaan, kita akan lebih memaham apa tujuan proyek yang akandikerjakan.
           • Untuk memberikan dasar bagi pengendalian pekerjaan monitoring dan Kegiatan monitoring dan pengendalian selalu membutuhkan acuan. Tanpa adanya acuan yang jelas tidak mungkin dilakukan kegitan monitoring dan pengendalan yang baik. Jadi jelas bahwa perencanaan penting dilakukan untuk menentukan acuan tentang apa yang ingin dicapai sehingga proses monitoring dan pengendalan akan lebih mudah dilakukan.
Yang menjadi lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian proyek adalah :
1. Sebelum proyekmulai ( danselama tahap konsepsi dan pendefinisan), sebuah rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan, jadwal dan anggaran.
2. Selama proyek ( dalam tahap akuisisi) rencana yang telah dibuat dibandingkan dengan performansi, waktu dan biaya yang sebenarnya terjadi (aktual).
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya, tindakan koreksi perlu dilakukan, dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbarui.


BAB 6
PENJADWALAN PROYEK

6.1 Pendahuluan
Setelah pekerjaan proyek dipecah-pecah menjadi paket-paket pekerjaan, selanjutnya dapat dibuat penjadwalannya. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian apa yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Y ang perlu dijadwalkan adalah paket pekerjaan atau aktivitas. Sedangkan kejadian (events) dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktivitas. Jika orang mengerjakan pengecatan tembok maka itu disebut aktivitas, mulai atau selesainya pengecatan adalah kejadian. Sedangkan aktivitas pembebasan tanah akan menghasikan milestone tersedianya lahan untuk bangunan. Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya beberapa aktivitas yang kritis dan sulit. Bagi manajemen puncak, jadwal proyek mungkin tidak perlu sedetail apa yang diperlukan oleh personel operasional dilapangan. Jadwal dari aktivitas besar ini sering disebut Jadwal Induk Proyek. Jadwal ini dikembangkan selama tahap inisiasi dan bisa diperbarui setelah itu.
6.2 Diagram Perencanaan Dan Penjadwalan
Yang pertama dikembangkan dalam perencanaan dan penjadwalan adalah Gantt Charts. Nama ini mengacu pada penemunya Henry L. Gantt, seorang konsultan manajemen terkenal. Apa yang diperlihatkan dalam Gantt Charts adalah hubungan antara aktivitas dan waktu pengerjaannya. Disini bisa juga dilihat aktivitas mana yang harus mulai dulu dan aktivitas mana yang menyusulnya. Gantt Charts dibuat menyusul selesainya WBS.




Gambar 6.1 Gantt Charts proyek Perancangan dan Implementasi SPC

BAB 9
PENGENDALIAN PROYEK

 9.1 Pendahuluan
Tahap manajemen yang berikutnya setelah pelaksanaan proyek adalah pengendalian. Ini berarti di dalam pelaksanaan proyek, sebelum proyek selesai, sudah ada proses pengendalian. Jadi pengendalian dilakukan seiring pelaksanaan proyek. Pengendalian dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performansi yang ditetapkan dalam rencana. Sehingga proses pengendalian proyek ini adalah hal yang sangat penting. Rencana yang bagus tanpa dibarengi dengan pengendalian yang baik sangat mungkin tidak akan menghasilkan output proyek yang bagus dalam hal jadwal, biaya dan performansi. Maka untuk melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan. Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian: Perencanaan berkonsentrasi pada:
• penetapan arah dan tujuan
• pengalokasian sumberdaya
• pengantisipasian masalah
• pemberian motivasi kepada para partisipan untuk mencapai tujuan Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada:
• pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
• penggunaan secara efektif sumberdaya yang ada
• perbaikanjkoreksi masalah
• pemberian imbalan pencapaian tujuan
9.2 Langkah-langkah dalam Pengendalian
Secara umum ada tiga langkah pokok dalam proses pengendalian, yaitu:
1. Menentukan standar performansi sesuatu yang akan dikendalikan. Standar ini bisa berupa spesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal dan kebutuhan sumberdaya.
2. Membandingkan antara performansi aktual dan performansi standar hasil pekerjaan dan pengeluaran yang sudah terjadi dibandingkan dengan jadwal, biaya dan spesifikasi performansi yang direncanakan.
9.3 Pengendalian Internal dan Eksternal
Ada dua macam pengendalian dalam proyek ditinjau dari tempat asalnya: pengendalian internal dan eksternal. Pengendalian internal mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standar yang berasal dari sistem kontraktornya. Sedangkan pengendalian eksternal didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan oleh pihak klien atau user.


BAB 12
MENGELOLA KONFLIK DALAM PROYEK

12.1 Pendahuluan
Sebagian besar orang yang pernah aktif dalam organisasi akan setuju pada satu hal bahwa yang paling sulit adalah mengatur orang. Baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba, permasalahan antar manusia adalah yang paling sulit diatasi. Karena dalam interaksinya seringkali terjadi apa yang dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Pandangan tradisional menganggap konflik sebagai hal yang harus dihindari, tidak sehat dan sebagai masalah. Pandangan ini dianggap kurang benar dalam perspektif manajemen proyek. Dalam pelaksanaan proyek sesuai dengan karakteristiknya, sangat berpotensi munculnya konflik baik antara orang, antara departemen atau anatara tim proyek dengan user. Dengan demikian tidaklah menyimpang jika dalam pembahasan manajemen proyek dimasukkan pembahasan tentang manajemen konflik ini. Seorang manajer proyek harus menaruh perhatian terhadap masalah ini.
12.2 Munculnya Konflik
Dalam suatu organisasi adanya perbedaan opini, tujuan dan nilai yang dianut seringkali akan memicu terjadinya konflik, apalagi untuk organisasi proyek yang sering dibentuk jika ada proyek baru. Di sini akan seringkali terjadi pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling kenal, sehingga orang harus bekerjasama dengan orang-orang baru. Saling mementingkan bagiannya agar pekerjaan di bagiannya berhasil, juga dapat memperbesar potensi konflik antar departemen atau seksi. Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang· orang dalam tim, antar departemen, antara user dan kontraktor, antara tim proyek dan staf fungsional.
12.3 Manfaat Adanya Konflik
Konflik yang dikelola secara benar bisa membawa dampak positif bagi organisasi maupun individu dalam organisasi. Dampak-dampak positif yang bisa muncul antara lain:
1. Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
2. Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan­ pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
3. Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah tersebut
4. Memacu orang untuk menjelaskan pandangannya
5. Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang
6. Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.

BAB 13
MANAJEMEN RESIKO PROYEK

13.1 Pendahuluan
Biasanya manajemen proyek berkonsentrasi pada masalah jadwal dan biaya. Bagaimana melaksanakan proyek sesuai jadwal dan biaya yang direncanakan adalah fokus dari manajemen proyek. Sejak pertengahan 1980, perusahaan mulai menyadari perlunya kebutuhan mengintegrasikan risiko teknis ke dalam risiko jadwal dan biaya. Proses manajemen risiko dikembangkan dan diimplementasikan sehingga informasi mengenai risiko tersedia bagi pengambil keputusan kunci. Manajemen risiko sangat penting pada kondisi di mana ada taruhan yang besar dan ketidakpastian tinggi. Manajemen Risiko pada proyek meliputi langkah memahami & mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi bagaimana risiko ini mempengaruhi keberhasilan proyek, monitoring dan penanganan risiko. Manajemen Risiko yang proaktif akan mengurangi jumlah masalah, memperbaiki keberhasilan pelaksanaan proyek. Dalam bab ini kita akan membahas subtopik berikut
1. Risiko
2. Definisi Manajemen Risiko
3. Toleransi Terhadap Risiko
4. Proses Manajemen Risiko
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif.
13.2 Toleransi Terhadap Risiko
Ada beberapa perilaku orang, individu at au tim dalam menghadapi risiko. Setidaknya ada 3 tipe bagaimana individu atau kelompok dalam menghadapi risiko, yaitu penghindar risiko (risk avoider), netral dan pencari risiko (risk seeker). Tiga tipe ini diperlihatkan dalam Gambar 13.2 berikut sebagai fungsi toleransi terhadap risiko. Fungsi ini menyatakan bagaimana toleransi atau kepuasan (sumbu y) berubah jika taruhannya atau payoff (sumbu x) berubah.




Gambar 13.2 Fungsi toleransi terhadap risiko (a)Penghindar, (b) Netral, (c) Pencari