Minggu, 12 November 2017

Teknologi informasi dan ilmu komputer (JTIK)


Judul       : Pengenalan emosi berdasarkan suara menggunakan algoritma hmm
Jurnal     : Teknologi informasi dan ilmu komputer (JTIK)
Penulis    : Berlian henryranu prasetio, wijaya kurniawan, mochammad hannast
                   hanafi ihsan.
Vol         : 4
Tahun     : 2017
Reviwer  : Riyan andrinoto

Abstrak  : Penelitian ini bertujuan mengenali emosi seseorang melalui ucapan                      menggunakan algoritma hmm. Sistem dibangun dengan mengenali 3
                 jenis emosi yaitu marah, bahagia, dan netral. Fiturnya menggunakan
                 pitch, energi dan formant. Databasenya menggunakan suara dari
                 rekaman film. Dari hasil observasi emosi marah sebesar 0.196,
                 bahagia 0.254 dan netral 0.045. sistem tingkat rata rata sbesar
                 86.66%. sistem mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi sebesar
                 21.6ms.
Tujuan    :
bertujuan mengenali emosi seseorang melalui ucapan menggunakan algoritma hmm.

Pengenalan emosi :
    Emosi adalah perasaan intens yang di tunjukan kepada seseorang atau sesuatu (N.H. Frieda, 1993). Jenis jenis emosi dapat dikategorikan kecemasan, kebosanan, ketidakpuasan, takut, frustasi, kebahagiaan, beban tugas, dan kuatir.
pengenalan emosi berbasis suara ini bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan emosional dari suaranya.    Untuk memilih fitur yang sesuai yang membawa informasi tentang emosi dari sinyal suara merupakan langkah penting dalam sistem pengenalan emosi berbasis suara.

Metode :
    Dalam perancangan, sistem mampu mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi berdasarkan suara yang diterima. Sistem pengenalan emosi biasanya mengenali sejumlah 3-5 jenis emosi. Penelitian ini menggunakan 3 jenis emosi yaitu marah, bahagia dan netral.
1.     Ekstraksi ciri berdasarkan pada partisi ucapan dalam interval kecil yang dikenal sebagai frame. Proses ektraksi ciri dilakukan mendapatkan nilai parameter pitch, energi dan formant. Proses ini di mulai dengan menyaring sinyal suara menggunakan 2 filter low pas filter (LPF) dengan frekuensi cut-off 3.5khz dan finite impluse response (FIR).
2.     Pemodelan hmm dalam hmm, klasifikasi suara dilakukan sesuai dengan mode klasifikasi sinyal masukan yang diambil. Fitu fitur ini kemudian ditambahkan ke database. Pada bagian awal, setiap suara diasumsikan sebagai emosi netral. Jika diketahui sebuah suara memiliki mean pitch (mx), mean energi (my) dan mean formant (mz), maka berdasarkan training sistem, probabilitas masih tetap netral adalah p1, emosi marah adalah p2 dan emosi bahagia adalah p3.

Hasil dan pembahasan :
    Penelitian ini munggunakan suara pria sebagai data latih dan uji. Dan pengujian dilakukan dalam 2 skenario. Skenario pertama sistem di berikan sinyal suara yang kemudian disimpan dalam frame dengan panjang 10 dtik. Skenario kedua menghitung waktu eksekusi pengenalan suara. Waktu dihitung mulai masuknya sinyal suara sampai sistem memberikan hasil klasifikasi emosi yang terdeteksi.

Kesimpulan :
1.     Sistem dapat mengenali emosi marah, bahagia dan netral.
2.     Fitur yang digunakan dalam sistem adalah pitch, energi, dan formant.
3.     Sistem mengklasifikasikan emosi menggunakan hmm
4.     Dari hasil observasi probilitas emosi marah sebesar 0.196, bahagia 0.254, dan netral 0,045.
5.     Sistem memiliki tingkat akurasi rata rata sebesar 86.66%.
6.     Rata waktu eksekusi sistem dalam mendeteksi dan mengklasifikasikan emosi sebesar 21.6ms.

Kekurangan :
    Tidak mencatumkan saran

Kelebihan :
    Sistem mampu mendeteksi emosi pada setiap orang

MANAJEMEN PROYEK



MANAJEMEN PROYEK KONSEP IMPLEMENTASI BUDI SANTOSA/ GRAHA        

BAB 1
KONSEP DAN PENGERTIAN
1.1   Pendahuluan

Manajemen proyek kini merupakan keharu san, bukan lagi sekedar pilihan. Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa. Dengan demikian diperlukan penerapan manajemen proyek secara benar. Maka memahami manajemen proyek secara benar sangatlah penting dalam rangka bisa melaksanakannya.
Pembuatan Jalan Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta ­ Bandung yang mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan dengan menggunakan cara pengelolaan pekerjaan yang berbeda dengan pengelolaan pekerjaan-pekerjaan reguler.
Contoh pekerjaan proyek yang lain adalah pembuatan suatu corporate plan. Suatu perusahaan perlu membuat rencana strategis untuk jangka lima tahun ke depan. Rencana ini sering disebut dengan corporate plan. Untuk itu, perusahaan tersebut meminta sebuah konsultan untuk membuatnya. Kepada konsultan ini diberi batasan waktu, biaya dan lingkup pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan.

1.2   Definisi manajemen proyek
Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas­ aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses manajeman proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang sifatnya saling mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint yaitu lingkup pekerjaan (scope), waktu dan biaya. Di mana keseimbangan ketiga konstrain tersebut akan menentukan kualitas suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih faktor tersebut akan mempengaruhi setidaknya satu faktor lainnya.
Di sini juga bisa dikemukakan bahwa dalam pelaksanaan proyek ada tawar-menawar (trade off) antara berbagai pembatas. Jika kualitas hasil ingin dinaikkan, akan membawa konsekuansi kenaikan biaya dan waktu. Sebaliknya, jika biaya ditekan agar lebih murah dengan waktu pelaksanaan tetap sama, maka konsekuensinya, kualitas bisa turun.

Gambar 1.1 Pembatas-pembatas dalam pelaksanaan proyek.
1.1   Macam-macam proyek
Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa diklasifikasikan antara lain sebagai berikut
1.       Proyek Konstruksi 
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik. Sebagai contoh
 adalah proyek pembangunan jalan raya, jembatan atau pembuatan boiler.
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai
ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial
maupun pemerintah. Setelah sua tu produkb aru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul
pembuatan secara massal untuk dikomersialisasikan.
3. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa:
• Perancangan struktur organisasi
• Pembuatan sistem in formasi manajemen
• Peningkatan produktivitas perusahaan
• Pemberian training
1.2   keberhasilan majemen proyek
Manajemen Proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan memenuhi
syarat berikut
• Dalam waktu yang dialokasikan
• Dalam biaya yang dianggarkan
• Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
• Diterima kustomer
• Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimum yang disetujui
• Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
• Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan.

BAB II
SIKLUS HIDUP PROYEK

2.1 Pendahuluan
                Proyek, sudah kita bahas dalam bab sebelumnya dari segi karakteristik, ide munculnya, jenis proyek dan mengapa manajemen proyek diperlukan. Proyek, seperti halnya produk, akan mengikuti tahap-tahap tertentu dalam perkembangannya. Dalam setiap tahap akan ada karekteristik tertentu dalam hal besarnya usaha (biaya yang dikeluarkan), tingkat ketidakpastian, potensi konflik yang ada, potensi risiko yang ada, dan sebagainya.
Dalam hal perkembangan produk, hampir semua orang setuju akan tahap-tahap yang dilalui. Perkembangan produk biasanya diawali dengan riset dan pengembangan (R&D), dilanjutkan dengan pembuatan desain, pengenalan ke pasar, pertumbuhan, matang, penurunan sampai produk tersebut mencapai tahap mati dan tidak diproduksi lagi. Secara ringkas siklus hidup produk ini bisa diberikan sebagai berikut
1. Riset dan pengembangan (R&D) Tahap penelitian pasar akan produk yang diinginkan pasar, pembuatan model dan desain, pembuatan produk
2. Pengenalan ke Pasar Mulai dilempar ke pasar, melihat bagaimana tanggapan pasar terhadap produk baru yang dimunculkan

3. Tumbuh Tahap di mana produk mulai mendapatkan pembelian secara meningkat dari konsumen.



Gambar 2.1 Siklus hidup produk


2.2 Konsepsi
                Secara umum tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: Inisiasi Proyek dan Kelayakan. Berikuta dalah penjelasan masing­ masing subtahap.
1.       Inisiasi Proyek
Proyek dimulai dengan ditemukannya suatu masalah, kesempatan atau kebutuhan oleh user .Dengan kata lain bila user menemukan ide. Ide bisa berasal dari bagian pemasaran, engineering, manufaktur ataupun R&D. Sedangkan yang dimaksud user bisa berasal dari organisasi yang sama ataupun dari luar. Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek lahir. Banyak user tahu ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya. Perlu dilakukan pengklarifikasian terhadap masalah kemudian mempertimbangkan solusinya. Sebaiknya masalah diformulasikan dalam suatu pernyataan yang jelas, lalu tujuan penyelesaian masalah itu ditentukan dan dicari alternatifs olusi yang mungkin.
2.       Kelayakan Proyek
Kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermanfaat .
Permintaan Proposal
Permintaan proposal atau Request For Proposal (RFP) dikirim kepada pihak-pihak yang masuk dalam daftar peserta lelang atau bidders list yang dipunyai perusahaan atau pihak lain yang berminat. Dalam RFP ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi, batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak yang diinginkan (lihat lampiran). Para kontraktor mengirim proposal sesuai dengan RFP, kemudian user memilih salah satu sebagai pelaksana utama atau partner.
Kadang-kadang kontraktor tahu bahwa dengan apa-apa yang ditetapkan dalam RFP dia tidak bisa memenangkan kontrak, tetapi tetap mengirim proposal sekedar untuk membina hubungan baik atau agar namanya tidak terhapus dari daftar peserta lelang atau bidders list. Kadang-kadang juga proposal dikirim tanpa adanya RFP. Bila kontraktor atau konsultan melihata danya peluang untuk melaksanakan suat u pekerjaan yang mengunhmgkan kedua pihak, user dan konsultan, ia akan mengirim proposal proyek.
Proposal Proyek
Kontraktor perlu mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk menyiapkan proposal. Maka penyiapan proposal perlu ditangani oleh manajemen puncak. Pembuatan proposal adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan sebelum suatu proyek didapatkan.


BAB III
ORGANISASI PROYEK

3.1 Pendahuluan
                Suatu perusahaan, jika berhasil maka cenderung berkembang, menambah sumberdaya dan orang, lalu mengembangkan struktur organisasinya. Biasanya fokus dari struktur organisasi adalah pengkhususan-pengkhususan atau spesialisasi orang pada bidang tertentu. Selama struktur organisasi yang ada mampu menangani pekerjaan-pekerjaan yang ada maka struktur lama tidak perlu berubah. Jika tugas mulai berkembang, kondisi lingkungan berubah, teknologi berubah, tingkat kompetisi berubah dan struktur yang ada mulai kewalahan menghadapinya, maka perlu dilakukan perubahan struktur organisasi. Secara umum terdapat beberapa dasar penyusunan struktur organisasi, yakni:
• Berdasar produk Misalkan perusahaan General mempunyai pembagian organisasi berdasarkan produknya sehingga perlu dibentuk beberapa divisi seperti General Motor, General Food dan General electric.
• Berdasar lokasi Beberapa perusahaan BUMN membagi organisasinya ber­ dasarkan wilayah regional seperti Telkom Devisi Regional Jawa Timur atau Nokia untuk wilayah Asia dan lain-lain.
• Berdasar proses Beberapa perusahaan mungkin membagi organisasinya berdasarkan proses pembuatan produk. Misalnya organisasi dibagi menjadi departemen pengecoran, pengelasan dan finishing.

3.2 Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
Sebagai salah satu alternatifu ntuk memberikan tempat bagi proyek, kita bisa memasukkan proyek sebagai bagian dari divisi fungsional dari suatu perusahaan. Organisasi fungsional membagi departemennya berdasarkan fungsi-fungsi yang dilakukan bagian yang ada. Di sini kita mengenal fungsi pemasaran, fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi keuangan dan sebagainya, bergantung pada kebutuhan perusahaan untuk menangani pekerjaannya. Gambar 3.1 memperlihatkan contoh struktur organisasi fungsional. Jika suatu proyek merupakan proyek pengembangan yang melibatkan penerapan teknologi baru, maka ia sangat cocok dikelola di bawah divisi produksi. Jika proyek yang dimiliki berupa peluncuran produk baru ke pasar maka proyek layak dikelola dibawah divisi pemasaran. Dalam hal ini personel bisa berasal dari unit fungsional di mana proyek itu bertempat. Selagi diperlukan, personel bisa berasal dari unit fungsionallain dalam organisasi tersebut.




Gambat 3.1 Organisasi fungsional.


BAB 5
PERENCANAAN PROYEK

5.1 Pendahuluan
Keberhasilan manajemen proyek ditentukan antara lain oleh ketepatan memilih bentuk organisasi, memilih pimpinan yang cakap dan pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan terorganisasi. Tetapi itu saja tidak cukup. Ada hallain yang cukup serius untuk diperhatikan, yaitu apa yang harus dikerjakan oleh tim proyek dan Manajer Proyek. Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari perencanaan (planning). Sedangkan tindakanmemastikan bahwa rencana dikerjakan dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control). Dalam bab ini akan dibahas mengenai perencanan pekerjaan dalam proyek. Perencanaan merupakan hal sangat penting dalam manajemen proyek. Alasan-alasan berikut mendasari perlunya perencanaan:
• Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian Dengan perencanaan yang baik, apa yang perlu dikerjakan, kapan dikerjakan, memerlukan resourse apa saja, risiko apa yang akan muncul, apa target tiap aktifitas akan menjadi jelas. Hal-hal yang tidak pasti akan menjadi lebih pasti.
• Untuk memperbaiki efisiensi operasi Dengan perencanaan yang baik tentu saja akan membuat pelaksanaan kegiatan proyek akan semakin efisien. Langkah coba­ coba dan tidak jelas dasarnya akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
• Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek Ketika kita melakukan langkah perencanaan, salah sat u hal yang penting adalah memahami apa tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan suatu proyek . Dari tujuan ini bisa diturunkan aktivitas­ aktivitas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi pemahaman tujuan akan sangat penting ketika melakukan perencanaan. Dengan perencanaan, kita akan lebih memaham apa tujuan proyek yang akandikerjakan.
           • Untuk memberikan dasar bagi pengendalian pekerjaan monitoring dan Kegiatan monitoring dan pengendalian selalu membutuhkan acuan. Tanpa adanya acuan yang jelas tidak mungkin dilakukan kegitan monitoring dan pengendalan yang baik. Jadi jelas bahwa perencanaan penting dilakukan untuk menentukan acuan tentang apa yang ingin dicapai sehingga proses monitoring dan pengendalan akan lebih mudah dilakukan.
Yang menjadi lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian proyek adalah :
1. Sebelum proyekmulai ( danselama tahap konsepsi dan pendefinisan), sebuah rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan, jadwal dan anggaran.
2. Selama proyek ( dalam tahap akuisisi) rencana yang telah dibuat dibandingkan dengan performansi, waktu dan biaya yang sebenarnya terjadi (aktual).
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya, tindakan koreksi perlu dilakukan, dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbarui.


BAB 6
PENJADWALAN PROYEK

6.1 Pendahuluan
Setelah pekerjaan proyek dipecah-pecah menjadi paket-paket pekerjaan, selanjutnya dapat dibuat penjadwalannya. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian apa yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Y ang perlu dijadwalkan adalah paket pekerjaan atau aktivitas. Sedangkan kejadian (events) dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktivitas. Jika orang mengerjakan pengecatan tembok maka itu disebut aktivitas, mulai atau selesainya pengecatan adalah kejadian. Sedangkan aktivitas pembebasan tanah akan menghasikan milestone tersedianya lahan untuk bangunan. Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya beberapa aktivitas yang kritis dan sulit. Bagi manajemen puncak, jadwal proyek mungkin tidak perlu sedetail apa yang diperlukan oleh personel operasional dilapangan. Jadwal dari aktivitas besar ini sering disebut Jadwal Induk Proyek. Jadwal ini dikembangkan selama tahap inisiasi dan bisa diperbarui setelah itu.
6.2 Diagram Perencanaan Dan Penjadwalan
Yang pertama dikembangkan dalam perencanaan dan penjadwalan adalah Gantt Charts. Nama ini mengacu pada penemunya Henry L. Gantt, seorang konsultan manajemen terkenal. Apa yang diperlihatkan dalam Gantt Charts adalah hubungan antara aktivitas dan waktu pengerjaannya. Disini bisa juga dilihat aktivitas mana yang harus mulai dulu dan aktivitas mana yang menyusulnya. Gantt Charts dibuat menyusul selesainya WBS.




Gambar 6.1 Gantt Charts proyek Perancangan dan Implementasi SPC

BAB 9
PENGENDALIAN PROYEK

 9.1 Pendahuluan
Tahap manajemen yang berikutnya setelah pelaksanaan proyek adalah pengendalian. Ini berarti di dalam pelaksanaan proyek, sebelum proyek selesai, sudah ada proses pengendalian. Jadi pengendalian dilakukan seiring pelaksanaan proyek. Pengendalian dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performansi yang ditetapkan dalam rencana. Sehingga proses pengendalian proyek ini adalah hal yang sangat penting. Rencana yang bagus tanpa dibarengi dengan pengendalian yang baik sangat mungkin tidak akan menghasilkan output proyek yang bagus dalam hal jadwal, biaya dan performansi. Maka untuk melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan. Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian: Perencanaan berkonsentrasi pada:
• penetapan arah dan tujuan
• pengalokasian sumberdaya
• pengantisipasian masalah
• pemberian motivasi kepada para partisipan untuk mencapai tujuan Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada:
• pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
• penggunaan secara efektif sumberdaya yang ada
• perbaikanjkoreksi masalah
• pemberian imbalan pencapaian tujuan
9.2 Langkah-langkah dalam Pengendalian
Secara umum ada tiga langkah pokok dalam proses pengendalian, yaitu:
1. Menentukan standar performansi sesuatu yang akan dikendalikan. Standar ini bisa berupa spesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal dan kebutuhan sumberdaya.
2. Membandingkan antara performansi aktual dan performansi standar hasil pekerjaan dan pengeluaran yang sudah terjadi dibandingkan dengan jadwal, biaya dan spesifikasi performansi yang direncanakan.
9.3 Pengendalian Internal dan Eksternal
Ada dua macam pengendalian dalam proyek ditinjau dari tempat asalnya: pengendalian internal dan eksternal. Pengendalian internal mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standar yang berasal dari sistem kontraktornya. Sedangkan pengendalian eksternal didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan oleh pihak klien atau user.


BAB 12
MENGELOLA KONFLIK DALAM PROYEK

12.1 Pendahuluan
Sebagian besar orang yang pernah aktif dalam organisasi akan setuju pada satu hal bahwa yang paling sulit adalah mengatur orang. Baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba, permasalahan antar manusia adalah yang paling sulit diatasi. Karena dalam interaksinya seringkali terjadi apa yang dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Pandangan tradisional menganggap konflik sebagai hal yang harus dihindari, tidak sehat dan sebagai masalah. Pandangan ini dianggap kurang benar dalam perspektif manajemen proyek. Dalam pelaksanaan proyek sesuai dengan karakteristiknya, sangat berpotensi munculnya konflik baik antara orang, antara departemen atau anatara tim proyek dengan user. Dengan demikian tidaklah menyimpang jika dalam pembahasan manajemen proyek dimasukkan pembahasan tentang manajemen konflik ini. Seorang manajer proyek harus menaruh perhatian terhadap masalah ini.
12.2 Munculnya Konflik
Dalam suatu organisasi adanya perbedaan opini, tujuan dan nilai yang dianut seringkali akan memicu terjadinya konflik, apalagi untuk organisasi proyek yang sering dibentuk jika ada proyek baru. Di sini akan seringkali terjadi pergantian personil yang sebelumnya mungkin tidak saling kenal, sehingga orang harus bekerjasama dengan orang-orang baru. Saling mementingkan bagiannya agar pekerjaan di bagiannya berhasil, juga dapat memperbesar potensi konflik antar departemen atau seksi. Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang· orang dalam tim, antar departemen, antara user dan kontraktor, antara tim proyek dan staf fungsional.
12.3 Manfaat Adanya Konflik
Konflik yang dikelola secara benar bisa membawa dampak positif bagi organisasi maupun individu dalam organisasi. Dampak-dampak positif yang bisa muncul antara lain:
1. Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
2. Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan­ pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
3. Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah tersebut
4. Memacu orang untuk menjelaskan pandangannya
5. Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang
6. Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.

BAB 13
MANAJEMEN RESIKO PROYEK

13.1 Pendahuluan
Biasanya manajemen proyek berkonsentrasi pada masalah jadwal dan biaya. Bagaimana melaksanakan proyek sesuai jadwal dan biaya yang direncanakan adalah fokus dari manajemen proyek. Sejak pertengahan 1980, perusahaan mulai menyadari perlunya kebutuhan mengintegrasikan risiko teknis ke dalam risiko jadwal dan biaya. Proses manajemen risiko dikembangkan dan diimplementasikan sehingga informasi mengenai risiko tersedia bagi pengambil keputusan kunci. Manajemen risiko sangat penting pada kondisi di mana ada taruhan yang besar dan ketidakpastian tinggi. Manajemen Risiko pada proyek meliputi langkah memahami & mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi bagaimana risiko ini mempengaruhi keberhasilan proyek, monitoring dan penanganan risiko. Manajemen Risiko yang proaktif akan mengurangi jumlah masalah, memperbaiki keberhasilan pelaksanaan proyek. Dalam bab ini kita akan membahas subtopik berikut
1. Risiko
2. Definisi Manajemen Risiko
3. Toleransi Terhadap Risiko
4. Proses Manajemen Risiko
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif.
13.2 Toleransi Terhadap Risiko
Ada beberapa perilaku orang, individu at au tim dalam menghadapi risiko. Setidaknya ada 3 tipe bagaimana individu atau kelompok dalam menghadapi risiko, yaitu penghindar risiko (risk avoider), netral dan pencari risiko (risk seeker). Tiga tipe ini diperlihatkan dalam Gambar 13.2 berikut sebagai fungsi toleransi terhadap risiko. Fungsi ini menyatakan bagaimana toleransi atau kepuasan (sumbu y) berubah jika taruhannya atau payoff (sumbu x) berubah.




Gambar 13.2 Fungsi toleransi terhadap risiko (a)Penghindar, (b) Netral, (c) Pencari

Rabu, 14 Juni 2017

Work-Life Balance Is Improving Thanks to Supportive Managers

 bleakstar/Shutterstock Employees can thank their bosses for having a better handle on balancing their work and home lives, new research finds. A study from Robert Half Management Resources revealed that 52 percent of employees say their work-life balance has improved over the past three years. Just 12 percent of those surveyed said their ability to juggle both their workload and personal responsibilities has gotten worse. The improvement in work-life balance may be attributed to the increased support employees are getting from their employers. More than 90 percent of workers said their manager has been at least somewhat supportive of their efforts to improve their work-life balance, with nearly three-quarters of those surveyed believing their boss sets a good, or even excellent, example in this area. Advertisement Tim Hird, executive director of Robert Half Management Resources, said there has been a greater emphasis among employees and employers to improve work-life balance. [Do you work from home? Here are 7 ways to improve your work-life balance] "Managers can help by giving their teams more freedom over where and when they work, if possible, and providing greater autonomy," Hird said in a statement. "These efforts go a long way to improve job satisfaction and retention rates." When it comes to work-life balance, younger professionals have the best outlook. Employees between the ages of 18 and 34 were more than twice as likely as those over the age of 55 to say their work-life balance has improved in recent years. In addition, 62 percent of younger employees said their boss supported their efforts to achieve work-life balance, compared to just 50 percent of the oldest workers and 47 percent of professionals between the ages of 35 and 54. Although younger workers seem to be making the most gains in work-life balance, employers should make sure they are trying to improve it for workers of all ages, according to Hird. "Many companies view work-life balance as being particularly relevant to millennials, but employees of all generations are under pressure to meet both work and personal obligations," Hird said. "Businesses should promote work-life balance initiatives broadly and make sure all staff have the opportunity to weigh in on the perks that will best help them meet their goals." To help managers do a better job of supporting their staffs' efforts to achieve a healthier work-life balance, Robert Half Management Resources offers several tips: 1. Know what your employees are striving for. Not everyone has the same work-life balance goals. It is important to talk to each employee about their objectives and then determine what you can do to help them meet those. Some employees may benefit from working remotely a couple days of week, while others may prefer altering their daily work schedule. In the end, you want to be open-minded and flexible. 2. Set a good example. Your employees follow your lead. If you are sending emails at all hours of the day and night or working hard on the weekends, you staff is going to think that is what is expected of them too. 3. Let employees know their options. While employers typically do a good job of highlighting their work-life balance offerings to prospective job candidates, the same can't be said for communicating those initiatives to current employees. You want to make sure you are regularly and broadly letting employees know of the options that are available to them. 4. Stay at the forefront. It is important to keep ahead of the curve on emerging work-life balance trends. What works today for employees might not be a good fit a year from now. Keep your work-life balance initiatives fresh and be flexible enough to offer in-demand benefits. The study was based on surveys of more than 1,000 U.S. workers over the age of 18 employed in office environments. Saldo Kehidupan Kerja Memperbaiki Terimakasih untuk Manajer yang Mendukung Oleh Chad Brooks, Penulis Harian Bisnis Harian13 Juni 2017 07:49 EST Kredit: bleakstar / Shutterstock Karyawan dapat berterima kasih kepada atasan mereka karena memiliki pegangan yang lebih baik dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah mereka, penelitian baru menemukan. Sebuah studi dari Robert Half Management Resources mengungkapkan bahwa 52 persen karyawan mengatakan bahwa neraca kerja mereka meningkat selama tiga tahun terakhir. Hanya 12 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa kemampuan mereka untuk menyulap beban kerja dan tanggung jawab pribadi mereka semakin memburuk. Perbaikan keseimbangan kehidupan kerja dapat dikaitkan dengan peningkatan dukungan karyawan dari majikan mereka. Lebih dari 90 persen pekerja mengatakan bahwa manajer mereka setidaknya mendukung usaha mereka untuk memperbaiki keseimbangan kehidupan kerja mereka, dengan hampir tiga perempat dari mereka yang disurvei percaya bahwa atasan mereka menetapkan contoh yang baik, atau bahkan sangat baik, di bidang ini. Iklan Tim Hird, direktur eksekutif Robert Half Management Resources, mengatakan bahwa ada penekanan yang lebih besar di antara karyawan dan pengusaha untuk memperbaiki keseimbangan kehidupan kerja. [Apakah kamu bekerja dari rumah? Berikut adalah 7 cara untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja Anda ] "Manajer dapat membantu dengan memberi lebih banyak kebebasan kepada tim mereka di tempat dan kapan mereka bekerja, jika mungkin, dan memberikan otonomi yang lebih besar," kata Hird dalam sebuah pernyataan . "Upaya ini berjalan jauh untuk meningkatkan kepuasan kerja dan tingkat retensi." Ketika sampai pada keseimbangan kehidupan kerja, profesional muda memiliki pandangan terbaik. Karyawan berusia antara 18 dan 34 tahun lebih dari dua kali lebih mungkin dibandingkan mereka yang berusia di atas 55 tahun untuk mengatakan keseimbangan kehidupan kerja mereka meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, 62 persen karyawan muda mengatakan atasan mereka mendukung usaha mereka untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja, dibandingkan dengan hanya 50 persen pekerja tertua dan 47 persen profesional berusia antara 35 dan 54 tahun. Meskipun pekerja muda tampaknya menghasilkan keuntungan dalam keseimbangan kehidupan kerja, pengusaha harus memastikan mereka berusaha memperbaikinya untuk pekerja dari segala usia, menurut Hird. "Banyak perusahaan melihat keseimbangan kehidupan kerja yang sangat relevan dengan milenium, namun karyawan dari semua generasi berada di bawah tekanan untuk memenuhi kewajiban kerja dan pribadi," kata Hird. "Bisnis harus mempromosikan inisiatif keseimbangan kehidupan kerja secara luas dan memastikan semua staf memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan manfaat yang paling baik membantu mereka mencapai tujuan mereka." Untuk membantu para manajer melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendukung usaha para staf mereka untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat, Robert Half Management Resources menawarkan beberapa tip: 1. Ketahui apa yang karyawan Anda perjuangkan. Tidak semua orang memiliki tujuan keseimbangan kehidupan kerja yang sama. Penting untuk berbicara dengan setiap karyawan tentang tujuan mereka dan kemudian menentukan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka bertemu dengan mereka. Beberapa karyawan mungkin mendapatkan keuntungan dari kerja jarak jauh beberapa hari dalam seminggu, sementara yang lain mungkin lebih suka mengubah jadwal kerja mereka sehari-hari. Pada akhirnya, Anda ingin bersikap terbuka dan fleksibel. 2. Berikan contoh yang bagus. Karyawan Anda mengikuti jejak Anda. Jika Anda mengirim email setiap saat siang dan malam atau bekerja keras di akhir pekan, Anda akan berpikir bahwa itulah yang diharapkan dari mereka juga. 3. Biarkan karyawan mengetahui pilihan mereka. Sementara pengusaha biasanya melakukan pekerjaan dengan baik untuk menyoroti penawaran keseimbangan kehidupan kerja mereka kepada calon pekerjaan yang prospektif, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk mengkomunikasikan inisiatif tersebut kepada karyawan saat ini. Anda ingin memastikan Anda secara teratur dan luas membiarkan karyawan mengetahui pilihan yang tersedia bagi mereka. 4. Tetap di garis terdepan Penting untuk tetap berada di depan kurva pada tren keseimbangan kehidupan-kerja yang baru muncul. Apa yang berhasil hari ini bagi karyawan mungkin tidak akan berjalan baik setahun dari sekarang. Jaga prakarsa keseimbangan hidup kerja Anda segar dan cukup fleksibel untuk menawarkan tunjangan in-demand. Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap lebih dari 1.000 pekerja AS berusia di atas 18 tahun yang bekerja di lingkungan perkantoran.
http://www.businessnewsdaily.com/8657-work-life-balance-attainable.html#sthash.8pQdjBU5.dpuf

Minggu, 08 Januari 2017

ukuran penyebaran

Ukuran penyebaran data adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh data suatu menyebar dari rata-ratanya. Pada ukuran penyebaran data, kita akan mempelajari materi Jangkauan (Range), Simpangan, Ragam (Variansi), ukuran penyebaran pada nilai kuartil, dan Pencilan (Outlier) .

Ukuran Penyebaran Data adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan sebaran atau variasi dari suatu kelompok data. Berikut ini beberapa ukuran yang biasa digunakan :
A. Range/ Jangkauan
Range/Jangkauan adalah perbedaan antara nilai terbesar dan nilai terkecil pada sekelompok data.

Range = X_{max} - X_{min}
Sifat – sifat :
  • Hanya dua nilai yang digunakan
  • Dipengaruhi oleh Nilai yang ekstrem
  • Mudah dihitung dan dan dipahami

B. Deviasi Absolut Rata-rata
Deviasi Absolut Rata-rata adalah jumlah nilai absolut setiap deviasi dari rata-rata dibagi banyaknya pengamatan.
MD = \frac{\displaystyle\sum_{i=1}^n{| X_{i}-\bar{X}|}} {N}
Sifat – sifat :
  • Tidak terlalu dipengaruhi oleh nilai besar atau kecil
  • Seluruh pengamatan digunakan dalam perhitungan
  • Nilai absolut agak sulit digunakan
C. Variansi
Variansi adalah rata-rata deviasi kuadrat dari rata-rata hitung.
Rumus Variansi Populasi :
\sigma^2 = \frac{\displaystyle\sum_{i=1}^n{(X_{i}-\mu)^2}} {N}
Rumus Variansi Sampel :
s^2 = \frac{\displaystyle\sum_{i=1}^n{(X_{i}-\bar{X})^2}} {n-1}
Sifat – sifat :
  • Seluruh pengamatan digunakan dalam perhitungan
  • Tidak terlalu dipengaruhi oleh pengamatan yang ekstrem
  • Unitnya agak sulit digunakan, biasanya adalah unit kuadrat awal
D. Standar Deviasi
Standar Deviasi adalah akar kuadrat dari Variansi.
Rumus Standar Deviasi Populasi :
\sigma = \sqrt{\frac{\displaystyle\sum_{i=1}^n{(X_{i}-\mu)^2}} {N}}
Rumus Standar Deviasi Sampel :
s = \sqrt{\frac{\displaystyle\sum_{i=1}^n{(X_{i}-\bar{X})^2}} {n-1}}
Sifat -sifat :
  • Mempunyai satuan yang sama dengan data aslinya
  • Merupakan akar kuadrat dari jarak kuadrat rata-rata terhadap nilai rata-rata
  • Nilainya pasti positif
  • Merupakan ukuran penyebaran data yang paling sering dilaporkan 

Sumber : http://www.belajarstatistika.com/ringkasan-materi-statistika/4-ukuran-penyebaran-data/

ukuran pemusatan

UKURAN PEMUSATAN
Ukuran pemusatan data digunakan agar data yang diperoleh mudah untuk dibaca dan dipahami. Ukuran pemusatan data terdiri atas mean, median, dan modus. Mean dari sekumpulan data adalah jumlah seluruh data dibagi banyaknya data. Dengan mengetahui mean suatu data, maka variasi data yang lain akan mudah diperkirakan.

sumber : https://www.google.com/search?q=ukuran+pemusatan&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b
macam - macam ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan memberikan gambaran pemusatan pada data.
1.Rataan (Mean)
Adalah jumlah semua nilai pengamatan dibandingkan dengan banyaknya pengamatan.
2.Nilai Tengah (Median)
Adalah sebuah nilai pengamatan yang berada di tengah-tengah nilai pengamatan keseluruhan yang telah diurutkan.
Untuk data dengan n ganjil  maka median adalah
Untuk data dengan n genap maka median adalah
3.Modus
Adalah data pengamatan yang paling sering muncul di keseluruhan data pengataman. Suatu data pengamatan mungkin memiliki modus atau tidak. Dan mungkin memiliki modus lebih dari satu.
4.Quartil
Adalah pembagian data menjadi empat bagian yang sama besar banyak datanya.
Terdiri dari kuartil bawah, tengah dan atas. (Jumlah data > 4).
5.Desil
Adalah pembagian data menjadi sepuluh bagian yang sama besar banyak datanya. (Jumlah data > 10).
sumber : http://jam-analyst.blogspot.co.id/2012/02/ukuran-pemusatan-data.html

Definisi dan distribusi frekuensi

Distribusi Frekuensi

Untuk dapat memahami data dengan mudah, maka baik data kualitatif maupun data kuantitatif harus disajikan dalam bentuk yang ringkas dan jelas. Salah satu cara untuk meringkas data adalah dengan distribusi frekuensi, yaitu pengelompokan data kedalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas.

A. Distribusi Frekuensi Data Kualitatif
     
Misalnya kita memiliki data kualitatif 20 orang pemilih untuk tiga partai pilihan, yaitu partai A, B, dan C. Data hasil pilihan 20 orang tersebut adalah sebagai berikut:
 A   B   A   A   C   A  A   B   C   B   C   C   B   A   B   C  A   B   B   A 
Data di atas dapat kita sajikan kedalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi yang telah disajikan di atas, kita dapat mengetahui bahwa dari 20 pemilih yang ada, paling banyak memilih partai A, yaitu sebanyak 8 orang. Yang memilih partai B sedikit lebih kecil yaitu ada 7 orang. Sedangkan partai C adalah yang pemilihnya paling sedikit, yaitu ada 5 orang.

Distribusi Frekuensi Relatif dan Persentase Data Kualitatif
Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah atau banyaknya item dalam setiap kategori atau kelas. Meskipun demikian, kita sering tertarik untuk mengetahui proporsi atau persentase item dalam setiap kelas. Hal ini dapat ditunjukkan dengan frekuensi relatif. Frekuensi relatif dari suatu kelas adalah proporsi item dalam setiap kelas terhadap jumlah keseluruhan item dalam data tersebut. Jika sekelompok data memiliki n observasi, maka frekuensi relatif dari setiap kategori/kelas akan diberikan sebagai berikut:
Sedangkan frekuensi persentase dari suatu kelas adalah frekuensi relatif kelas tersebut dikalikan dengan 100.
Distribusi frekuensi relatif adalah ringkasan dalam bentuk tabel dari sekelompok data yang menunjukkan frekuensi relatif bagi setiap kelas. Distribusi frekuensi persentase adalah ringkasan dalam bentuk tabel dari sekelompok data yang menunjukkan frekuensi persentase bagi setiap kelas. Hubungan antara frekuensi, frekuensi relatif, dan frekuensi persentase dapat ditunjukkan oleh tabel berikut:
 

B. Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif 
     Definisi tentang distribusi frekuensi adalah sama baik untuk data kualitatif maupun data kuantitatif. Meskipun demikian, kita harus menentukan terlebih dahulu jumlah kelas yang akan dibentuk dalam distribusi frekuensi data kuantitatif. Berbeda dengan data kualitatif yang kelasnya sudah terbentuk berdasarkan kategori-kategorinya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi frekuensi data kuantitatif, yaitu jumlah kelas, lebar (interval) kelas, dan batas kelas.

Jumlah Kelas
H.A. Sturges pada tahun 1926 menulis artikel dengan judul: "The Choice of a Class Interval" dalam Journal of the American Statistical Association yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan jumlah kelas sebagai berikut:
k =  1+ 3,322 log n 
 Dimana: k = jumlah kelas
              n = jumlah observasi

Rumus tersebut diberi nama Kriterium Sturges dan merupakan suatu rumus yang menjadi patokan untuk menentukan berapa jumlah kelas yang harus dibentuk dari sekelompok data. 

Interval Kelas
Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Sebenarnya, pemilihan interval kelas dan jumlah kelas tidak independen. Semakin banyak jumlah kelas berarti semakin kecil interval kelas, begitu pula sebaliknya.
Pada umumnya, untuk menentukan interval kelas digunakan rumus:
c = (Xmax - Xmin)/k 
Dimana: c = panjang interval kelas
             k = jumlah kelas
             Xmax = nilai observasi terbesar
             Xmin = nilai observasi terkecil

Batas Kelas
Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas. Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai data terbesar dalam suatu kelas. Jika diketahui kelas-kelas interval adalah 30-39, 40-49, 50-59, dst, maka untuk nilai batas bawahnya (lower limit) adalah 30, 40, 50, dst. Sedangkan nilai batas atasnya (upper limit) adalah 39, 49, 59, dst. Perlu diperhatikan bahwa kelas interval 30-39, 40-49, 50-59, dst, secara teoritis mencakup seluruh nilai interval 29,5-39,5; 39,5-49,5, dst. Nilai-nilai 29,5; 39,5 disebut sebagai tepi bawah kelas (lower class boundary), sedangkan 39,5; 49,5, dst disebut sebagai tepi atas kelas (upper class boundary). Jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas tersebut merupakan panjang interval kelas.

Frekuensi Relatif, Frekuensi Kumulatif, dan Grafik
Seringkali untuk keperluan analisis, selain dibuat tabel frekuensi juga dibuat tabel frekuensi relatif dan kumulatif (untuk analisis tabel), kemudian dibuat grafiknya (untuk analisis grafik). Grafik berupa gambar pada umumnya lebih mudah diambil kesimpulannya secara cepat daripada tabel. Itulah sebabnya data seringkali disajikan dalam bentuk grafik. Pada dasarnya, bentuk tabel frekuensi relatif dan kumulatif dapat dilihat pada tabel berikut:

Grafik dari Tabel Frekuensi, Frekuensi Relatif, dan Kumulatif
Dalam beberapa hal seringkali data dari tabel disajikan dalam bentuk grafik, misalnya dalam bentuk histogram, frekuensi poligon, kurva frekuensi. Untuk membuat histogram, batas-batas kelas diubah terlebih dahulu menjadi tepi atas dan tepi bawah kelas. Untuk contoh di atas, kelas-kelasnya diubah menjadi 22,5-27,5; 27,5-32,5; 32,5-37,5, dst. Kemudian, setiap batangan (bar) dibuat pada kelas-kelas ini dengan tinggi sebesar frekuensi yang bersangkutan.Contoh gambar histogram adalah sebagai berikut:
Apabila titik tengah pada setiap batangan (bar) dihubungkan, maka kita akan memperoleh apa yang disebut poligon atau lengkapnya frequency poligon, seperti gambar berikut:

Apabila tabel frekuensi digambarkan grafiknya, maka akan terlihat suatu kurva. Kurva yang diperoleh itu disebut kurva frekuensi (frequency curve), dan seringkali bentuknya mendekati suatu fungsi tertentu. Kurva frekuensi yang paling terkenal dan sering digunakan dalam statistika adalah kurva normal. Gambar dari kurva normal adalah sebagai berikut:



Kurva Frekuensi Kumulatif (Ogive)
Terdapat dua jenis ogive yaitu ogive "kurang dari" dan ogive "lebih dari". Ogive "kurang dari" dibuat dengan menggunakan tepi atas kelas (upper class boundary) sebagai sumbu absisnya (sumbu-x). Sumbu ordinatnya (sumbu-y) adalah kumulatif dari frekuensi kelas-kelas yang berada di bawah tepi atas kelas. Sedangkan untuk membuat ogive "lebih dari" kita menggunakan tepi bawah kelas (lower class boundary) sebagai sumbu absisnya (sumbu-x). Sumbu ordinatnya (sumbu-y) adalah kumulatif dari frekuensi kelas-kelas yang berada di atas tepi bawah kelas. Contoh gambar dari ogive adalah sebagai berikut:


Kurva Lorenz
Dalam analisis ekonomi, khususnya pada masalah pemerataan pendapatan, dikenal suatu kurva yang disebut Kurva Lorenz (Lorenz Curve). Kurva Lorenz pada dasarnya juga merupakan kurva frekuensi kumulatif. Sumbu absis dari Kurva Lorenz menunjukkan kumulatif jumlah penduduk. Sedangkan sumbu ordinatnya menunjukkan kumulatif pendapatan. Dalam praktiknya, sumbu absis menunjukkan angka persentase kumulatif dari penduduk. Sedangkan sumbu ordinatnya menunjukkan angka persentase kumulatif pendapatan. Idealnya, jika pendapatan terdistribusi secara merata ke seluruh penduduk maka bentuk kurvanya akan mendekati garis lurus (line of equality). Artinya, 1% penduduk menerima 1% pendapatan, 2% penduduk menerima 2% pendapatan, dst. Sebaliknya, jika pendapatan tidak terdistribusi secara merata maka kurva yang terbentuk akan menjauhi garis lurus (line of equality). Gambarnya sebagai berikut:
Pembagian pendapatan yang tidak sama atau kurang merata sering disebut sebagai "income gap", yaitu jurang pemisah antara yang kaya (pendapatan tinggi) dan yang miskin (pendapatan rendah). Apabila income gap makin besar, sering terjadi kekacauan atau paling tidak menimbulkan rasa tidak puas masyarakat, yang kadang-kadang menjurus ke pemberontakan. 

Sumber : http://statistikituseni.blogspot.co.id/2012/04/distribusi-frekuensi.html